Table of Contents

Apa penyebab AML?

Leukemia Myeloid Akut dapat terjadi karena kerusakan sel DNA di sumsum tulang. Ini dapat mempengaruhi produksi sel darah di sumsum tulang yang mengakibatkan produksi sel darah putih yang belum matang yang disebut myeloblast.

Meskipun penyebab pasti mutasi DNA pada sel sumsum tulang tidak diketahui, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian AML meliputi:

  • Usia: Risiko AML meningkat seiring bertambahnya usia. Telah ditemukan bahwa leukemia myeloid akut lebih sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 65 tahun.
  • Jenis Kelamin: Insiden leukemia myeloid akut lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.
  • Paparan pengobatan kanker: Pasien yang telah menerima kemoterapi atau radiasi untuk penanganan kanker lebih rentan mengembangkan AML.
  • Paparan radiasi: Telah ditemukan bahwa paparan radiasi tingkat tinggi dapat menyebabkan perubahan abnormal pada sumsum tulang dan memicu perkembangan AML. Orang yang selamat dari kecelakaan reaktor nuklir mungkin berisiko mengembangkan AML.
  • Kelainan darah yang sudah ada sebelumnya: Pasien yang menderita kelainan darah lain seperti mielofibrosis, mielodisplasia, trombositemia, atau polisitemia vera dapat berisiko mengalami AML.
  • Paparan bahan kimia tertentu. Beberapa bahan kimia seperti Benzene dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan AML. Namun peraturan ketat di sebagian besar negara membatasi paparan bahan kimia tersebut yang berarti mereka memainkan peran yang sangat kecil dalam menyebabkan AML.
  • Merokok: Merokok dikaitkan dengan lebih dari 15 jenis kanker termasuk leukemia, karena rokok mengandung banyak zat yang berbahaya bagi tubuh. Ada juga laporan tentang peningkatan risiko leukemia pada anak-anak dari orang tua yang merokok.
  • Kelainan genetik: Risiko AML lebih pada pasien dengan penyakit genetik seperti sindrom Down.

Apa saja tanda dan gejala AML?

Gejala Leukemia Myeloid Akut dapat bervariasi tergantung pada jenis sel darah yang terkena. Namun, pada fase awal, gejalanya mungkin mirip dengan flu.

Seiring perkembangan penyakit, pasien mungkin mengalami gejala seperti:

  • Demam
  • Infeksi berulang
  • Kelelahan
  • Kulit pucat
  • Kesulitan dalam bernafas
  • Sakit pada tulang
  • Kecenderungan memar dan pendarahan yang tidak biasa
  • Pendarahan dari hidung atau gusi

Bagaimana AML didiagnosis?

  • Tes darah
    Kehadiran sel darah putih yang terlalu banyak dengan jumlah sel darah merah dan trombosit yang berkurang dalam darah bisa menjadi tanda AML. Kehadiran sel blast yang belum matang, yang biasanya ada di sumsum tulang tetapi tidak di darah, juga dapat dianggap sebagai indikator AML.

  • Aspirasi sumsum tulang dan biopsi
    Biopsi dan aspirasi sumsum tulang melibatkan penyisipan jarum tipis ke dalam tulang panggul tubuh untuk menarik sejumlah kecil sumsum. Sampel tersebut dapat diuji di laboratorium untuk mendeteksi kelainan apa pun yang terkait dengan AML.
    Tes khusus dilakukan pada aspirasi sumsum tulang termasuk:

    • Imunofenotipe
      Imunofenotipe adalah spesialis tes yang dilakukan pada sampel darah atau sampel aspirasi sumsum tulang. Sampel pasien dianalisis melalui mesin yang disebut flow cytometer, yang memungkinkan mengetahui penanda abnormal yang ada di permukaan sel darah putih.
      Imunofenotipe memungkinkan untuk mendeteksi kanker darah, dan membantu dalam klasifikasi sub-tipe kanker darah. Selain itu, karena tes ini dapat mendeteksi bahkan sejumlah kecil penyakit sisa dalam darah atau sumsum tulang, tes ini digunakan setelah pengobatan untuk menilai respons penyakit.

    • Tes sitogenetik
      Tes genetik dari sumsum tulang dapat membantu untuk mengkonfirmasi diagnosis AML. Hasil penelitian tersebut juga dapat bermanfaat untuk menentukan bagaimana penyakit akan berkembang di masa depan.
      Tes ini melibatkan pemeriksaan kromosom dalam sel sampel sumsum yang diambil selama biopsi. Ini dapat membantu mendeteksi mutasi pada kromosom yang dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang dan memicu perkembangan AML.

    • Pengujian molekuler
      Semakin banyak kelainan genetik molekuler (mutasi) yang diketahui pada sel AML yang terkait dengan prognosis. Pengujian molekuler memberikan informasi tentang kelompok risiko pasien AML. Selain itu, pemantauan tingkat mutasi yang diketahui pada pasien sering juga memungkinkan kita untuk mengukur respons pasien terhadap terapi, bahkan ketika mungkin hanya ada tingkat penyakit AML yang sangat kecil di sumsum tulang.

Disclaimer:

The information on the Centre For Clinical Haematology website is intended for educational use. It should not be considered or used as a substitute for medical advice, diagnosis or treatment from a qualified health professional.

Insurance Partners

We Partner With Leading Insurance Providers

We partner with major insurance providers in Singapore to streamline the financial process, allowing you to focus on what truly matters: your recovery. Contact our team for more information and support.

Patient Journey

Caring for you, every step of the way

The CFCH team is committed to providing patient-centred care and comprehensive multidisciplinary support through every stage of your journey with us.

Meet with Our Doctor

During your initial consultation, you'll meet our doctors who will listen to your concerns and begin your evaluation and recommend the necessary investigations required.

Planning Your Care

After diagnosis, we will plan your care, tailoring treatment options to your unique needs for the optimal outcome.

Treatment Monitoring

Throughout your treatment journey, we will provide a supportive environment to closely monitor your progress, ensuring your comfort and adjusting care as needed.

Long-term Support

After treatment, we will continue to support you with a holistic approach to your recovery, to ensure that both your physical and mental wellbeing are looked after.